REKONSTRUKSI HIERARKI ILMU SEBAGAI BASIS PEMECAHAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM DI ERA KONTEMPORER
Kata Kunci:
Hierarki Ilmu, Pendidikan Islam, Integrasi Ilmu, Era Kontemporer, Insan KamilAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kembali konsep hierarki ilmu dalam tradisi pemikiran Islam dan merekonstruksinya sebagai pendekatan filosofis dalam merespons permasalahan pendidikan Islam di era kontemporer. Pendidikan Islam saat ini dihadapkan pada krisis integrasi keilmuan, di mana terjadi pemisahan tajam antara ilmu agama dan ilmu umum, serta lemahnya orientasi spiritual dalam sistem pembelajaran. Latar belakang masalah ini mengindikasikan perlunya upaya konseptual untuk mengembalikan pendidikan Islam pada landasan nilai yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga afektif dan spiritual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan (library research), yang mengkaji literatur klasik dan kontemporer dalam bidang filsafat ilmu Islam, serta pemikiran tokoh-tokoh utama seperti Al-Ghazali, Ibn Sina, dan Syed Muhammad Naquib al-Attas. Analisis dilakukan secara deskriptif-analitis dan historis-kritis untuk memahami struktur hierarki ilmu serta relevansinya terhadap realitas pendidikan masa kini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep hierarki ilmu yang menempatkan ilmu-ilmu wahyu (‘ulum naqliyyah) sebagai poros utama, dan ilmu-ilmu rasional (‘ulum ‘aqliyyah) sebagai pelengkap yang bernilai jika mendukung tujuan-tujuan ilahiah, memiliki potensi besar dalam menyatukan kembali visi pendidikan Islam. Temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa rekontekstualisasi hierarki ilmu dapat dijadikan sebagai paradigma dasar dalam merancang kurikulum, menetapkan tujuan pendidikan, serta membangun model pembelajaran integratif. Dalam konteks implementasi, model ini mampu mengarahkan peserta didik untuk menjadi insan kamil, yakni manusia yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual, akhlak mulia, dan tanggung jawab sosial. Dengan demikian, hierarki ilmu tidak hanya relevan, tetapi juga sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan pendidikan Islam di era modern yang cenderung pragmatis dan terfragmentasi.
This study aims to re-examine the concept of the hierarchy of knowledge within the Islamic intellectual tradition and reconstruct it as a philosophical approach to address the challenges of Islamic education in the contemporary era. Today, Islamic education faces a crisis of epistemological integration, characterized by a sharp dichotomy between religious and secular sciences and the weakening of spiritual orientation in the learning process. This background highlights the urgent need for a conceptual effort to return Islamic education to a comprehensive value-based foundation—one that emphasizes not only cognitive development but also affective and spiritual dimensions. This research employs a qualitative approach using library research methods, analyzing classical and contemporary literature in the fields of Islamic philosophy of knowledge and education, particularly the thoughts of prominent scholars such as Al-Ghazali, Ibn Sina, and Syed Muhammad Naquib al-Attas. The analysis is conducted through descriptive-analytical and historical-critical methods to understand the structure of the hierarchy of knowledge and its relevance to the current educational context. The findings reveal that the concept of a hierarchy of knowledge which places revealed knowledge (‘ulum naqliyyah) as the central core and rational sciences (‘ulum ‘aqliyyah) as complementary, provided they support divine objectives has significant potential to restore the unified vision of Islamic education. A key finding of this study is that the contextualization of this hierarchy can serve as a foundational paradigm in designing curricula, formulating educational goals, and developing integrative learning models. In practice, this model effectively guides learners toward becoming insan kamil—individuals who are not only intellectually competent but also spiritually aware, morally grounded, and socially responsible. Thus, the hierarchy of knowledge is not only relevant but essential in addressing the fragmented and pragmatic tendencies of modern Islamic education.