LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF DALAM PERBANDINGAN REKONSTRUKSI BAHASA MANDAILING DAN BAHASA MELAYU
Kata Kunci:
Linguistik Komparatif Historis, Rekonstruksi, Bahasa Mandailing, Bahasa MelayuAbstrak
ABSTRAK
Linguistik historis komparatif adalah cabang linguistik yang meneliti perkembangan dan perubahan bahasa dari satu waktu ke waktu yang lain, serta menentukan hubungan kekerabatan antara bahasa-bahasa. Rekonstruksi adalah metode yang digunakan dalam linguistik historis komparatif untuk mengembalikan bentuk-bentuk asli dari bahasa-bahasa yang sudah mengalami perubahan. Bahasa Mandailing dan bahasa Melayu adalah dua bahasa Austronesia yang dituturkan di Indonesia, khususnya di Sumatera dan sebagian Kalimantan. Perbandingan rekonstruksi bahasa Mandailing dan bahasa Melayu dapat dilakukan dengan menggunakan data-data dari bahasa-bahasa modern yang diduga berasal dari satu bahasa awal, yaitu rumpun bahasa Proto-Melayik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rekonstruksi morfem, netralisasi, reduplikasi, infleksi, dan rekonstruksi atas morfem dalam bahasa Mandailing, serta membandingkannya dengan bahasa Melayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara sebagai alat pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Mandailing dan bahasa Melayu memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dalam hal rekonstruksi bahasa. Persamaan terlihat dalam adanya alomorf, netralisasi, reduplikasi, dan infleksi. Penerapan rekonstruksi menunjukkan bahwa bahasa Mandailing lebih konservatif daripada bahasa Melayu dalam mempertahankan bentuk-bentuk asli dari rumpun bahasa Proto-Austronesia.
ABSTRACT
Comparative historical linguistics is the branch of linguistics that examines the development and change of language over one time to another, as well as determining the kinship relationships between languages. Reconstruction is a method used in comparative historical linguistics to restore the original forms of altered languages. Mandailing and Malay are two Austronesian languages spoken in Indonesia, particularly in Sumatra and parts of Kalimantan. Comparison of reconstructions of the Mandailing language and the Malay language can be done using data from modern languages that are thought to have originated from one early language, namely the Proto-Melayik language family. This study aims to analyze morpheme reconstruction, neutralization, reduplication, inflection, and reconstruction of morphemes in Mandailing language, and compare them with Malay. The method used in this study is qualitative method with interview technique as a data collection tool. The results showed that Mandailing and Malay have some similarities and differences in terms of language reconstruction. The equation is seen in the presence of allomorphs, neutralization, reduplication, and inflection. The application of reconstructions shows that the Mandailing language is more conservative than Malay in retaining the original forms of the Proto-Austronesian language family.