OBSERVASI PERKEMBANGAN KOGNITIF, SOSIAL, EMOSIONAL, DAN FISIK PADA SISWA TUNADAKSA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Penulis

  • Khanaya Khasih Haviza Universitas Rokania
  • Rezi ismayanti Universitas Rokania

Kata Kunci:

SLB, Tunadaksa, Observasi, Kognitif, Sosial, Emosional, Fisik

Abstrak

Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan tanpa diskriminasi, termasuk mereka yang memiliki hambatan fisik, intelektual, sosial, maupun emosional. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki karakteristik unik yang memerlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai, terencana, dan penuh empati. Sekolah Luar Biasa (SLB) hadir sebagai lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan khusus kepada anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna grahita, autis, dan kombinasi lainnya. Di dalam lingkungan SLB, siswa mendapatkan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik. Salah satu langkah penting dalam mendukung perkembangan mereka adalah melalui kegiatan observasi siswa secara menyeluruh dan sistematis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode observasi langsung yang dilakukan terhadap seorang siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan kebutuhan khusus tuna daksa. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menggambarkan kondisi faktual siswa secara holistik dan mendalam dalam konteks lingkungan belajar dan interaksi sosial (Sugiyono, 2022).Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 15 Mei 2025 terhadap seorang siswa berkebutuhan khusus (tuna daksa) di Sekolah Luar Biasa (SLB), diperoleh data perkembangan siswa dalam empat aspek utama, yaitu aspek kognitif, sosial, emosional, dan fisik. Data diperoleh melalui instrumen observasi yang memuat indikator-indikator perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan fisik. Setiap aspek dinilai menggunakan skala 1–4, yang merepresentasikan tingkat frekuensi dan intensitas perilaku. (Jannah et al., 2021)Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap seorang siswa dengan hambatan fisik (tuna daksa) di Sekolah Luar Biasa (SLB), dapat disimpulkan bahwa perkembangan siswa menunjukkan potensi yang baik di beberapa aspek serta tantangan yang membutuhkan penanganan khusus di aspek lainnya. Setiap dimensi perkembangan menunjukkan pentingnya pendekatan yang individual, adaptif, dan berbasis kebutuhan siswa.

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-30