KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN PADA MASA PEMERINTAHAN JEPANG DALAM NOVEL PERAWAN REMAJA DALAM CENGKERAMAN MILITER KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER: STUDI HISTORIOGRAFI
Kata Kunci:
Kekerasan Terhadap Perempuan, Pendudukan Jepang, Pramoedya Ananta Toer, Historiografi Sastra, Jugun IanfuAbstrak
Penelitian ini membahas representasi kekerasan terhadap perempuan dalam novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer karya Pramoedya Ananta Toer yang menggambarkan praktik sistematis perbudakan seksual (jugun ianfu) oleh militer Jepang selama masa pendudukan di Indonesia tahun 1942–1945. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana kekerasan terhadap perempuan direpresentasikan dalam novel tersebut serta bagaimana karya ini berfungsi sebagai sumber sejarah alternatif yang menyuarakan suara para korban. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan historiografi sastra sebagai alat analisis terhadap isi laten dalam teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pramoedya menggambarkan penderitaan fisik dan psikis perempuan secara empatik serta mengungkap sistem kekerasan yang dilembagakan oleh militer Jepang. Narasi dalam novel ini juga memperlihatkan bahwa para korban tidak hanya mengalami eksploitasi selama masa perang, tetapi juga mengalami penyingkiran setelah perang usai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa novel karya Pramoedya memiliki peran penting dalam mengisi kekosongan historiografi resmi dengan menghadirkan perspektif korban perempuan serta menjadi bentuk perlawanan terhadap dominasi narasi sejarah yang patriarkis dan negara-sentris.
This research explores the representation of violence against women in the novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer (Young Virgin in the Grip of the Military) by Pramoedya Ananta Toer, which portrays the systematic practice of sexual slavery (jugun ianfu) carried out by the Japanese military during the occupation of Indonesia from 1942 to 1945. The aim of this study is to examine how violence against women is represented in the novel and how the work functions as an alternative historical source that gives voice to the victims. Employing content analysis with a qualitative approach, this study uses literary historiography as an analytical tool to examine the latent content within the text. The findings show that Pramoedya empathetically portrays the physical and psychological suffering of women while exposing the institutionalized violence committed by the Japanese military. The narrative in the novel also reveals that the victims experienced not only exploitation during the war but also marginalization after the war ended. The conclusion of this study is that Pramoedya’s novel plays a crucial role in filling the gaps of official historiography by presenting the perspectives of female victims and serving as a form of resistance against patriarchal and state-centered historical narratives.