REALITAS SOSIAL DALAM NOVEL SITTI NURBAYA (1920) KARYA MARAH RUSLI DAN NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (2000) (KAJIAN PERBANDINGAN)

Penulis

  • Mutia Usman Universitas Negeri Gorontalo
  • Ellyana Hinta Universitas Negeri Gorontalo
  • Eka Sartika Universitas Negeri Gorontalo

Kata Kunci:

Realitas Sosial Novel, Sosiologi Sastra, Sastra Bandingan

Abstrak

Novel Sitti Nurbaya dan novel Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin merupakan karya sastra Indonesia yang terbit pada angkatan yang berbeda novel Sitti Nurbaya menggambarkan perjuangan cinta, keadilan dan kritik sosial terhadap tradisi yang dianggap tidak adil serta novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin menggambarkan cinta, pengorbanan dan penerimaan melalui kehidupan seorang perempuan muda. Penelitian ini didasarkan pada pendekatan sosiologi satra yang memandang karya sastra sebagai realitas sosial masyarakat pada zamannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan realitas sosial yang tercermin dalam novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli (1920) dan novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye (2000). Penelitian ini menggunakan teori sastra bandingan dan pendekatan sosiologi untuk menganalisis struktur, persamaan dan perbedaan realitas sosial yang berada dalam kedua novel tersebut dengan menggunakan metode penelitaian kualitatif deskriptif serta teknik baca dan catat atau disebut dengan teknik studi pustaka. Teknik baca dan catat meliputi tiga langkah yakni pembacaan, identifikasi dan pencatatan. Berdasarkan hasil dan pembahasan perbandingan dilakukan menggunakan empat aspek utama: (1) kebudayaan, yang mencakup nilai-nilai tradisional dan modern; (2) status dan peran sosial, terutama peran perempuan dan ketimpangan sosial; (3) nilai dan norma sosial, seperti pengorbanan, cinta, keadilan, serta norma pernikahan dan kehormatan keluarga; dan (4) interaksi sosial, dengan fokus pada peran keluarga serta pengaruh adat dan norma sosial. Kesimpulannya menunjukkan bahwa perbandingan realitas sosial pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan novel Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin terdapat persamaan dalam menggambarkan tema cinta, pengorbanan, dan ketidakadilan sosial yang dialami perempuan. Namun perbedaan mendasar terlihat pada konteks budaya, nilai tradisonal dan modern serta peran perempuan dalam masyarakat.

The novels Sitti Nurbaya and Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin are works of Indonesian literature published in different literary periods. Sitti Nurbaya portrays a struggle for love, justice, and social critique against unjust traditions, while Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin depicts themes of love, sacrifice, and acceptance through the life of a young woman. This study is based on a sociological approach to literature, which views literary works as a reflection of the social realities of their time. The aim of this research is to describe and compare the social realities reflected in Sitti Nurbaya by Marah Rusli (1920) and Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere Liye (2000). This study employs comparative literature theory and a sociological approach to analyze the similarities and differences in the structure and social realities found in both novels. A descriptive qualitative research method is used, with data collected through literature study techniques involving reading and note-taking. This technique consists of three stages: reading, identifying, and recording data.The comparison focuses on four main aspects: (1) culture, which includes traditional and modern values; (2) social status and roles, especially the role of women and social inequality; (3) social values and norms, such as sacrifice, love, justice, and norms surrounding marriage and family honor; and (4) social interaction, focusing on family roles and the influence of customs and societal norms. The results of the study show that both novels share similarities in portraying themes of love, sacrifice, and social injustice experienced by women. However, fundamental differences lie in the cultural context, the contrast between traditional and modern values, and the role of women in society.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-30