STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DI SMPN 5 PASIR PENGARAIAN

Penulis

  • Atmunadi UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Kata Kunci:

Multikultural, Pendidikan Agama Islam, Keragaman Agama, Keragaman Suku, Pasir Pengaraian,, Strategi Guru, Pendidikan Multikultural

Abstrak

Penanaman nilai-nilai multikultural sangatlah penting, sebagai mana yang telah tertuang dalam undang-undang republik indonesia no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan indonesia bab 3 (prinsip penyelenggaraan pendidikan) pasal 4 ayat 1 yang berbunyi pendidikan di selenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pasir Pengaraian merupakan kota yang terletak dikabupaten rokan hulu yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya dan bahasa. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat dan menerangkan strategi guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai multikultural di sekolah yang memiliki keragaman agama (islam, kristen dan katolik) dan keragaman suku (melayu, batak, minang, dan jawa). Penelitian yang penulis gunakan ialah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara. Sedangkan teknis analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Hasil penelitian yang penulis temukan bahwa ada dua strategi yang guru PAI gunakan dalam menanamkan nilai-nilai multikultural di smpn 5 pasir pengaraian yaitu pertama, guru PAI bekerjasama dengan guru-guru pembina kegiatan ekstrakulikuler yang mana disaat kegiatan ekstrakulikuler berlangsung guru PAI selalu mengingatkan pembina kegiatan ekstrakulikuler untuk berdoa menurut agama masing-masing dan membagi kelompok-kelompok jangan ada yang dibeda-bedakan antar agama dan suku dengan maksud agar terwujudnya nilai persaudaraan, kerjasama, toleransi dan tolong menolong. Kedua, pembelajaran berbasis masalah (PBL) yang mana peserta pedidik dibagi perkelompok dan diberikan permasalahan tentang isu-isu keagamaan dan kebudayaan. Peserta diminta untuk mendiskusikan dan mempersentasikannya didepan kelompok lain sehingga terciptanya nilai kerjasama dan toleransi. Faktor pendukung penanaman nilai-nilai multikultural antara lain sarana prasarana, program dan kegiatan sekolah, lingkungan sekolah dan komunikasi di lingkungan sekolah

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-30