PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA ANAK USIA DINI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABARAK KHUSUS BALITA DAN ANAK DI RUMAH AL-QUR’AN MAHMUDA SURABAYA
Kata Kunci:
Pendidikan Anak Usia Dini, Metode Tabarak, Menghafal Al-Qur’anAbstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui implementasi Metode Tabarak dalam meningkatkan kemampuan hafalan Al-Qur’an pada anak usia dini di Rumah Al-Qur’an Mahmuda Surabaya, serta untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi Metode Tabarak di Rumah Al-Qur’an mahmuda Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data berasal dari guru sebanyak 2 orang yang membimbing metode Tabarak di lembaga tersebut. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpuan. Dari penelitian ini ditemukan beberapa penjelasan sebagai berikut : 1) Di Rumah Al-Qur’an Mahmuda Surabaya, kegiatan pembelajaran dengan metode Tabarak untuk menghafal Al-Quran dibimbing oleh pengasuh dan guru yang sebagian telah mengikuti pelatihan khusus yang berkaitan dengan pembelajaran dengan penggunaan metode Tabarak. Menghafal dan mengulang-ulang hafalan (muraja'ah) dengan menggunkann media berupa televisi, speaker atau audio murattal MP3, hal ini juga dilakukan oleh santri di rumahnya masing-masing dengan bimbingan orangtuanya 2) faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran ini yaitu dengan adanya peran guru sebagai fasilitator yang mampu mendidik, membimbing dan mengajar dengan sangat sabar dan menyenangkan, guru tersebut juga mampu menmperbaiki bacaan santri dan meiliki hafalan Al-Qur’an minimal 1 juz yaitu juz 30, fasilitas yang mendukung, dan perhatian serta kerjasama yang baik dari wali murid dan guru dalam menghafalkan Al Quran; 3) Faktor penghambat kegiatan ini adalah kurang fokusnya anak akibat anak mengantuk atau bermain di kelas, anak terlambat atau tidak masuk sekolah, kurangnya pengawasan wali santri disebabkan kesibukan diluar rumah, dan masih terdapat guru yang belum berlisensi. Temuan tersebut memiliki dampak, yang menunjukkan bahwa sistem pembelajaran santri harus diperkuat oleh administrator sekolah dan tim pelaksana. Guru juga dituntut untuk meningkatkan keterampilan mengasuh anak dan menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif.